TECHNOFARM GAYA BARU INDONESIA

PENDAHULUAN

Indonesia kini tengah digandangi dengan bayang-bayang bonus demografi yang diharapkan nantinya mampu memberikan perubahan dan perbaikan untuk mencapai negara yang adidaya. Pada tahun 2025 struktur usia angkatan kerja di Indonesia menikmati apa yang dinamakan bonus demografi. Bonus demografi merupakan suatu wilayah yang usia produktifnya lebih banyak dibandingkan dengan usia nonproduktif. Dikatakan bonus karena tidak terjadi terus menerus melainkan hanya terjadi sekali dalam beratus-ratus tahun. 

Berdasarkan hal tersebut bonus demografi merupakan kesempatan luar biasa bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan negara ini. Sumber daya manusia pada bonus demografi ini didominasi oleh generasi Y dan iGeneration. Generasi Y yang sudah memasuki lapangan pekerjaan banyak berkembangan dibidang informasi dan teknologi. Indonesia sendiri mengalami peningkatan yang signifikan dengan penggunaan internet Indonesia menempati posisi ke - 6 terbesar didunia setelah negara Brazil dan Jepang. (Kominfo, 2016)

iGeneration merupakan generasi digital yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer. Generasi ini dikenal dengan generasi yang mempunyai kolaborasi yang baik. Perkembangan informasi membuat kita dapat mengakses apapun dengan cepat dan mudah. Semua elemen kehidupan sangat bergantung pada teknologi. Berkembangnya teknologi diberbagai aspek kehidupan seperti aspek pendidikan, sosial, budaya, pariwisata, dan pertanian. 

Perkembangan yang signifikan di bidang informasi selalu mengalami peningkatan dari tahun ketahun, hal ini membuat ketertarikan minat pemuda berarah kebidang informasi dan internet. Namun, jika minat generasi muda hanya berarah kepada satu bidang saja maka tidak efektif dan bidang lainnya tidak optimal. Salah satu bidang yang kurang diminati pemuda, namun memiliki potensi besar di Indonesia adalah bidang pertanian. 

Bidang pertanian dianggap tidak mampu menopang masa depan, akses lahan dan modal yang terbatas, dan minimnya berbagai dukungan lain bagi generasi muda dan menyebabkan potensi pertanian tidak bisa digarap optimal. Bisa kita lihat, berapa persen lulusan fakultas pertanian yang berkiprah ke dunia nyata pertanian? Kecil sekali, contohnya di Nusa Tenggara Barat hanya 18 % yang bersentuhan langsung dengan sektor pertanian.(Solo Tribun News, 2016)
Potensi pertanian yang dianggap tidak mampu menopang masa depan dan menjadi pekerjaan kurang bergengsi bagi generasi netter didasarkan karena mereka tidak mengetahui peluang dari bidang tersebut. Ditambah lagi kata petani seakan dipresepsikan orang yang miskin dan dipandang sebelah mata. 

APBN memperlihatkan alokasi anggaran pada tahun 2016 adalah sebesar 27.58 triliun, sedangkan pada tahun 2017  mengalami penurunan 13,34% menjadi 23,90 triliun. Berdasarkan data APBN 2017 menunjukan lemahnya keberpihakan pemerintah Indonesia terhadap sektor pertanian. Pada kenyataannya berdasarkan proyeksi penduduk menurut BPS pada tahun 2025. Masa yang akan datang Indonesia akan mencapai 284 juta jiwa. Angka tersebut dapat menjadi potensi besar tenaga kerja yang produktif. Disisi lain hal ini menimbulkan peningkatan pemenuhan pangan yang sangat besar juga.

Dalam upaya pemenuhan pangan saat ini Indonesia masih mengimpor bahan pokok makanan dari negara luar. Naiknya kebutuhan pangan tanpa pengambilan langkah konkrit akan semakin memberatkan ekonomi di Indonesia dikarenakan biaya impor semakin tinggi. Ditambah lagi ketidakpastian ketersediaan pangan dari negara pengimpor. 

Masyarakat Indonesia yang merupakan pengonsumsi beras terbesar kedua didunia setelah negara Vietnam. Kebutuhan yang sangat besar memaksa pemerintah untuk Impor beras karena tidak mampu mengejar laju pertumbuhan penduduk. Food Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa kenaikan produksi bahan makanan di negara berkembang hanya bertambah 1% pertahun, ini berbanding jauh dengan perkembangan penduduk yang menyentuh hingga 4 % pertahun.

Kami sebagai iGeneration memperkenalkan tren inovasi pertanian dengan istilah Technofarmer sebagai cara baru berkolaborasi antara Information Technology (IT) dan petani dengan visi mengembalikan sebutan negara agraris dan mewujudkan swasembada pangan di Indonesia jilid 2. 

Ketersediaan pangan yang cukup juga akan mendukung terciptanya ketahanan pangan yang baik. Sementara ketahanan pangan yang baik merupakan modal utama untuk mewujudkan sebuah stabilitas dan ketahanan negara-negara yang baik pula. (Amang, Beddy dkk, 1999)



PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi di bidang pertanian Indonesia sampai saat ini masih sangat stagnan. Indonesia baru sebagian kecil lahan pertanian yang menggunakan traktor mesin dan sebagian lainnya menggunakan cara tradisional. 
Technofarmer masih menjadi kalimat asing ditelinga masyarakat baik dalam negeri maupun luar negeri. Kami memperkenalkan istilah ini sebagai cara baru kolaborasi antara tenaga IT dan petani. Beberapa negara yang sedang berusaha mengembangkan sektor pertanian dengan sentuhan teknologi adalah Amerika, Jepang, dan Inggris. 

Spread Develop Company perusahaan asal Jepang yang menginovasikan teknik penanaman sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut dengan penggunaan alat teknologi didalamnya. Teknologi baru telah ditemukan dengan perusahaan skala besar pertanian pertama, dengan penanaman otomatis, daur ulang air, pencahayaan  Light-Emitting Diode (LED) otomatis dan lingkungan yang terkontrol dengan baik. 

Perusahaan pertanian dengan skala besar maksudnya pertanian yang mampu memproduksi dengan jumlah besar dan cepat sehingga dapat menyeluruh diseluruh dunia. Sistem penanaman yang otomatis merupakan penanaman yang tidak ada campur tangan manusia didalamnya sistem penanaman perairannya teratur otomatis sesuai kebutuhan tanaman tersebut. Pencahayaan dengan LED tanpa menggunakan sinar matahari secara langsung memudahkan dalam mengatur suhu yang dibutuhkan oleh tanaman jadi tidak over temperatur.

comparison table techno and traditional 1
Spread Develop Company membandingkan penggunaan technology x Farm dengan sistem konvensional perubahannya sangat signifikan. Penggunaan teknologi dalam pertanian menjadi lebih ramah lingkungan, biaya lebih murah dikarenakan biaya tenaga kerja berkurang, penggunaan energi berkurang dikarenakan energi tersalurkan sesuai kebutuhan serta penggunaan air hemat yang mana air tersebut bisa didaur ulang. 

Aspek terpenting yang membuat projek ini efektif adalah dari 9 tahap penanaman 4 diantaranya dapat dilakukan secara otomatis karena bantuan teknologi. Selanjutnya ada negara Amerika, tepatnya di California Houweling’s tomatoes menjadi perusahaan pertanian yang mendidakasikan diri untuk mengurangi polusi lingkungan yang disebabkan industri pertanian serta memperkenalkan tomat kaya akan nutrisi sekaligus. 
Penanaman secara hydroponic dengan menggunakan rumah kaca dan pengairan secara otomatis membuat teknik pertanian seperti ini bebas gulma dan pestisida. Dikarenakan keadaan tempat yang steril dan pemakaian teknologi sehingga sayuran yang dihasilkan menjadi lebih sehat dan kaya akan nutrisi.
Investasi untuk perkembangan teknologi dibidang pertanian ini membutuhkan dana yang cukup besar yaitu $50 juta atau setara dengan 650 Milyar rupiah. Namun para ahli meyakinkan bahwa industri ini akan mengalami peningkatan 10%. Jika dibandingkan dengan penggunaan lahan saat ini model hydroponic dengan teknologi ini mengurangi pemakaian tanah sampai 24 kali lipat. Investasi tinggi Houwelings Tomato mengatakan ini hanya sebagian kecil dari pertanian di California. Investasi california mencapai 36 billion dollars setara dengan 480,1 triliun dan dipastikan bisa tumbuh pesat dan cepat. Saat ini teknologixpertanian ini masih dianggap biasa saja saat ini, namun ini merupakan masa depan pertanian yang nantinya lahan akan semakin sempit sedangkan kebutuhan akan pangan tinggi. 
Industri ketiga yang sedang menerapkan aspek teknologi dengan pertanian adalah Growise Philips Horticulture dengan konsep “City Farming”. Konsep ini merupakan konsep (grow plan indoor) atau penanaman ditengah kota. Perusahaan philips dan Green Sense tengah mempersiapkan konsep indoor farming dengan LED “light receiver” dimana lampunya tidak mengantarkan panas sebagai pencahayaan tanaman. Konsep ini menggunakan teknologi di bagian pengaturan LED suhu dan pengairan semuanya sudah dilaksanakan otomatis.

Keuntungan yang didapatkan adalah tampilan dari sayuran yang dihasilkan lebih segar karena sayuran mendapatkan nutrisi sesuai yang dibutuhkan, nutrisi dari sayuran yang dihasilkan akan lebih baik. Hal ini dikarenakan pencahayaan, iklim, nutrisi, pengairan, software sesuai kebutuhan sehingga hasil yang diinginkan sempurna. 

Adanya konsep city farming memudahkan kita mendapatkan sayuran secara segar setiap saat karena jalur distribusi cepat sampai kepada pasar ditambah lagi tidak bergantungnya pada musim meminimalisir kegagalan panen dan ketersediaan industri pertanian bisa dilakukan sepanjang tahun. Membuat kita tidak perlu khawatir lagi akan ketidaksiapan bahan pangan.
Berkaca dengan negara-negara diatas, sudah seharusnya Indonesia menerapkan hal yang sama. Ditambah lagi dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia. Penerapan teknologi modern pada pertanian adalah langkah paling tepat untuk meningkatkan produktifitas pertanian Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan sebagai berikut :
Pemerataan penggunaan peralatan modern
Usaha meningkatkan produktivitas pertanian dapat dimulai melalui pemerataan penggunaan peralatan yang lebih modern. Contohnya penggunaan traktor untuk pengolahan lahan, penggunaan mesin penanam padi, dan mesin penebar pupuk di seluruh lahan pertanian Indonesia. Usaha ini tentu meningkatkan efektifitas pertanian dari segi tenaga dan waktu yang dihabiskan.



Kolaborasi Tenaga Ahli
Pemerataan teknologi diiringi dengan adanya kolaborasi antara ahli teknologi dengan ahli pertanian dalam pengembangan sistem yang terintegrasi otomatis. Contohnya sistem yang mengatur jumlah air yang diberikan ke tanaman sesuai dengan kelembabannya saat itu. Kelembaban media tanam dapat terdeteksi dan dapat diatur kadarnya sesuai kebutuhan.
Sebuah sistem yang mengotomatisasi proses tentunya akan mereduksi biaya yang dibutuhkan, menurunkan probabilitas gagal panen, dan meningkatkan efektivitas penggunaan sumber daya. Tentu hal ini tidak dapat tercapai tanpa adanya kolaborasi.

Sayembara Inovasi dan Investasi
iGeneration berada dalam usia yang sangat produktif untuk menciptakan berbagai inovasi. Di sisi lain, iGeneration belum siap secara finansial, hal ini menyebabkan berbagai ide yang mereka miliki pertumbuhannya lambat. Mereka seringkali kesulitan mencari investor yang mau mendanai inovasi yang mereka buat. Peran pemerintah dibutuhkan disini, sebagai mediator antara inovator yang membutuhkan pendanaan dan investor yang ingin uangnya berkembang. Generasi Y yang secara umum telah memiliki cukup uang untuk diinvestasikan dapat lebih mudah mempercayakan pendanaan tersebut ketika inovasi yang ada diseleksi oleh badan terpercaya seperti pemerintah. iGeneration, juga akan semakin termotivasi mengikuti sayembara bergengsi ini karena dapat 


KESIMPULAN
Dari penjabaran di atas, munculah satu istilah Technofarmer. Suatu profesi di bidang pertanian yang mengangkat gengsi iGeneration sebagai pelaku pertanian yang melibatkan teknologi, menerapkan prinsip Triple Bottom Line 3P (people, planet, profit), juga menghasilkan impact yang besar dalam kontribusinya untuk Indonesia. Technofarmer akan muncul sebagai suatu profesi yang mampu menopang masa depan cerah,  membanggakan menyusul istilah yang sudah lebih dulu muncul seperti creativepreneur, technopreneur, sociopreneur, dan berbagai istilah -preneur lainnya.dan mampu menjadikan Indonesia swasembada pangan jilid 2 berkat iGeneration.


Essai by : Rapida Aisyah Amini 
Fatin Nurushobah, Maraya Krisnandita 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Free Cashflow perusahaan starbucks

PRODUCE X 101 - TRAINEE yang wajib debut

7 Youtube Series yang wajib Kamu tonton